Rabu, 07 Mei 2008

gamers VS school

saya beruntung sekali bertemu dengan seorang siswa disebuah sekolah swasta dijogja. statusnya sebagai siswa SMP membuatnya masih memiliki kewajiban untuk bersekolah. tapi tahukah ketika ditanya apa cita-citanya, bukan jadi dokter, tentara, politisi, tapi menjadi pemain game online dunia. yup dunia... ck..ck..ck.. saya heran plus kagum. ternyata beginilah sosok yang memiliki keinginan yang berbeda dengan teman2nya. mungkin dipelosok negeri ini banyak juga yang seperti ini, tapi mungkin hanya sedikit yang mengungkapkannya dengan penuh keyakinan dan SEMANGAT!!!tapi cita-cita ilmuwan besar games ini belum ada yang mendukung. pandangan remeh terhadap pemain games akan masa depan mereka membuat dia harus sedikit demi sedikit beradaptasi dengan unsupported environment. tapi saya setuju ketika dia dilarang untuk menjadi gamers karena meninggalkan sekolahnya. guys. education is usefull and will bring your in focus of you life dalam pandangan saya dan yang harus diingat sekolah TIDAK LAGI murahy, atau emang pernah murah ya? hahahaha....kembali ke siswa yang berinisial O-T, games sudah jadi teman akrabnuy sejak kelas lima SD. dia menemukan keasikan yang belum pernah dia temui sebelumnya. ditambah lagi kebosanannya pada lingkungan sekolah menempatkannya dalam satu ruang game online setiap hari. dan yang paling mengagumkan adalah dia membawa nafas game online dalam setiap pekerjaan rumah yang diberikan gurunya, dari hukuman bolos yang harus dia bayar hingga ujian yang harus dia kerjakan. bayangkan saja tugas mengarang dia tulis dengan menceritakan perang antar dua bintang dalam game online, tugas pidato. dan yang menarik ketika dia menulis hasil wawancara dari sekolahnya, yang dia tulis adalah hasil wawancaranya dengan seorang pemenang game online, tapi dari sosok dan hasilnya dia karang sendiri. orang tuanya sangat khawatir dengan posisi pendidikan sekolah dalam benak anak tertua mereka ini.kelesuannya akan kehidupan sekolah membuat dia tetap bertahan pada prinsip game onlinenya. hingga seorang mahasiswi psikologi ikut turut tangan untuk membantunya kembali kesekolah. yang menarik kalimat yang membuat O-T kembali mau sekolah. "anggap saja apa yang kamu lakukan disekolah seperti bermain game online". CERDAS!!! mahasiswi ini memancing O-T untuk membayangkan guru, teman dan segala penghuni sekolah sebagai objek-objek gameonline yang harus dia hadapi hingga level tertinggi. AND IT WORKS!!! orang tuanya pun gembira. dia pun tetap bermain game online setiap hari dan tetap sekolah. sekarang aja dia sedang berjuang melewati ujian. see... gak semua gamers itu malas sekolah, mereka hanya perlu dukungan, semangat dari semuanya. terutama keluarganya.... bukankah dalam sosiologi keluarga kita sudah mempelajari betapa penting dukungan keluarga bagi seorang anak,,,

Tidak ada komentar: